Selasa, 30 Desember 2014

Pengertian Pemangsaan dan Parasitisme

| Selasa, 30 Desember 2014
Pengertian Pemangsaan dan Parasitisme - Pemangsaan dan parasitisme merupakan interaksi antara dua atau lebih organisme yang menimbulkan kerugian pada satu organisme oleh organisme lain yang selalu beruntung (Gopal dan Bhardwaj, 1979). 

Hervora tumbuh dengan memakan rumput
(Sapi memakan rumput)
Karnivora memakan Herbivoran
(Singa memakan Zebra)

Parasit
Pada tipe interaksi pemangsaan (predasi) bahwa predator itu membunuh prey untuk dimangsa, sehingga secara langsung predator dapat hidup karena ada hewan yang dimangsa sebab kebutuhan hidupnya dibutuhkan dengan memangsa hewan mangsaan (prey). Oleh karena itu, ukuran tubuh predator lebih besar dibandingkan ukuran tubuh hewan mangsaaannya.

Pemangsaan berjalan menurut hukum alam. Makan atau hubungan memakan yang dilakukan oleh pemangsa (predator terhadap) organisme yang dimangsa (prey) menjadi salah satu landasan terciptanya stuktur dan fungsi ekosistem (Ghopal dan Bhardwaj, 1979; Odum, 1993). Adanya asosiasi antara prey dan predator menunjukkan bahwa populasi prey itu akan ditentukan oleh besar kecilnya populasi predator, dan populasi predator akan ditentukan oleh ketersediaan prey. Secara teoritis, pola hubungan antara prey dengan predator telah telah dirumuskan oleh Lotka-Voltera (1925 dalam Gopal dan Bhardwaj, 1979). Berdasarkan hipotesis Lotka-Voltera bahwa pada saat populasi predator meningkat, maka populasi prey menurun hingga pada suatu titik tertentu lalu kembali lagi dan menghasilkan suatu isolasi prey dan predator. Kondisi seperti itu dapat diterangkan dengan memperhatikan contoh pada suatu padang rumput yang didalamnya terdapat herbivora dan karnivora. Populasi herviro tumbuh atas bantuan makanan dari rumput dengan persedian jumlah yang meningkat. Apabila persediaan rumput dikurangi, maka jumlah karnivora juga menurun. Pengurangan populasi karnivora akan membantu peningkatan populasi herbivora, dan sebagai akibatnya populasi rumput akan mengalami penurunan.

Hipotesis Lotka-Voltera telah diteliti lebih lanjut oleh Gause (1934 dalam Gopal dan Bhardwaj, 1979) yang menghasilkan percobaan secara nyata menggunakan prey, yaitu Paramecium caudatum dan sebagai predator, yaitu Didynium. Gause menujukkan bahwa populasi predator selalu dibatasi oleh populasi prey, adanya kematian pada prey maka predator akan mati kelaparan. Selanjutnya model Lotka-Voltera dimanfaatkan oleh Nicholson dan Bailey pada tahun 1935.

Akibat lain dari proses peemangsaan dapat memengaaruhi struktur saat komunikasi. Sebagai contoh kegiatan penggembalaan pada padang penggembalaan. Keberadaan herbivbora di padang pengembalaan secara besar-besaran (overgrazing) pada priode waktu tertentu dapat mengakibatkan perubahan kondisi struktur dan komposis spesies. Oleh karena itu, jika ada spesies dominan yang tidak disukai oleh satwa atau ternak, maka spesies rumput tersebut akan terjadi betul-betul dominan (Haper, 1969 dalam Ghopal dan Bhardwaj, 1979).

Parasit memperoleh makanan dari inangnya dan dapat tetap tinggal di bagian dalam tubuh inangnya sehingga disebut endoparasit, atau tinggal di bagian luar tubuh inangnya sehingga diosebut ekloparasit (Ghopal dan Bharwaj, 1979). Menurut Heddy dkk. (1986), endoparasit disebut juga parasit internal, sedangkan ektoparasit disebut juga parasit eksternal.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar